Jangan baper dulu sama judulnya. Ini bukan mau ngebahas lagunya kembaran saya, kok. Calm down guys.
Tapi sebelumnya saya mau tanya.
Pernah membayangkan bagaimana kalian yang sekarang kalau tidak bersekolah?
Coba sekarang bayangkan. Kalian mau jadi apa tanpa pendidikan yang diajarkan di sekolah? Tanpa ilmu yang didapat dari sekolah? Saya tahu. Pasti ada beberapa dari kalian yang menjawab:
"Dapet ilmu nggak cuma dari sekolah kali."
Ya memang. Baca, tulis dan berhitung juga masih bisa diajarkan oleh orang tua. Kalau mau tahu tentang pengetahuan umum, perpustakaan daerah juga menyediakan buku. Internet apalagi.
"Trus kalau gitu, apa ruginya kita nggak sekolah?"
Membaca, menulis dan berhitung bisa diajarkan oleh orang tua, keluarga, atau bahkan orang lain di sekitar kita. Tapi apa mereka punya waktu untuk menuntun Anda sampai pandai? Tidak semua orang langsung pandai melakukan hal-hal tersebut dalam kurun waktu yang singkat. Ada orang yang butuh waktu cukup lama untuk benar-benar lancar membaca, menulis ataupun berhitung. Orang tua Anda belum tentu mempunyai banyak waktu hanya untuk mengajari Anda, pekerjaan mereka tidak bisa menunggu, urusan lain juga pasti banyak.
"Keluarga yang lain?"
Apalagi ini. Mereka tentu punya kehidupan masing-masing. Punya keperluan yang harus diurus. Mengajari Anda hanya akan merepotkan mereka. Ini baru keluarga, bagaimana dengan orang lain? Apa mereka mau? Saya ragu. Mungkin hanya secuil orang yang mau dan sabar mengajari Anda.
Berbeda dengan guru-guru di sekolah. Mereka sudah paham betul bagaimana mengajari murid-muridnya. Mereka punya banyak waktu untuk Anda, muridnya, karena memang itu lah pekerjaannya. Mereka punya urusan selain mengajari Anda, but duty comes first, right? Menjadi seorang guru adalah pilihan mereka. Kewajiban guru ya harus menuntun murid-murid mereka. Mereka tidak bisa menolak kewajiban ini kecuali ada hal yang sangat mendesak, tentunya. Mengajari Anda bagaimana membaca, menulis, dan berhitung menjadi bagian mudah bagi mereka. Ilmu pengetahuan selain hal-hal tersebut juga pasti ada dan akan diajarkan kepada Anda.
Kita mungkin tidak akan paham apa yang orang tulis, atau tidak paham bagaimana cara menulis, ataupun tidak paham caranya mengurutkan angka 1 sampai 9 tanpa bersekolah.
"Kan bisa otodidak."
Ya. Pastinya. Tapi apa semua orang mau repot-repot memakai waktunya untuk hal-hal itu? Apa semua orang rajin belajar? Tidak semua. Saya akui saya sendiri terkadang malas untuk belajar. Ini saya yang sudah bersekolah hampir 13 tahun (dihitung dari TK sampai kelas 11), bagaimana dengan mereka yang tidak bersekolah?
Jadi, bisa mencari perbedaanya?
Perasaan bosan untuk belajar itu pasti ada. Tapi jangan sampai kita berhenti ya. Pendidikan itu perlu. Jangan sia-siakan pahlawan kita yang rela berjuang demi pendidikan untuk kita, terutama kaum wanita. Jangan sia-siakan. Ingat, penyesalan selalu datang terlambat, kalau tidak, bukan penyesalan namanya tapi pendaftaran. Halah.
Ada satu quote yang selalu tertanam di pikiran saya tentang malas belajar. Ea.
"Nek wegah sinau angon wedhus ae kono!" –Ibu
Artinya seperti ini: "Kalau malas belajar nggembala kambing saja sana!"
Ibu mah gitu, sukanya bikin baper. Kan saya jadi pengen nangis. Kalimat keramat itu diucapkan ibu saat saya masih SD. Masih manja, kalau ada tugas banyak mintanya ijin nggak masuk aja. Pura-pura sakit, trus nangis. Drama queen banget ya saya dulu.
Tapi iya juga. Mungkin, kalau saat ini saya tidak bersekolah saya sudah jadi gembala kambingnya kakek. Hm.
Last. Adios, amigos! Bye-bye!